Hardskill merupakan sebuah
skill yang dimana skill tersebut merupakan bidang yang benar benar dia
menguasai, yang melatari adanya hardskill adalah kemampuan seseorang yang betul
betul menguasai di bidang yang orang itu geluti .Hard Skill adalah skill yang
berdasarkan bidang yang betul-betul dia menjadi pakar di dalamnya. contohnya
jika dia adalah seorang ekonom, maka dia seharusnya menguasai konsep-konsep
atau teori-toeri tentang ilmu ekonomi serta dapat melakukan analisa terhadap
persoalan-persoalan yang menjadi kepakaran dia.
Soft Skill Wah Kira-kira sih
artinya kemampuan untuk berinteraksi dengan manusia lain. ya sesama mahasiswa,
kolega dll, baik hard skill maupun soft skill dua-duanya sangatlah penting,
karena manusia pasti berinteraksi dengan manusia lain, baik di pekerjaan, di
sekolah atau kuliah, di toko maupun pasar.
Pentingnya softskill tidak
perlu diragukan, bagamana tidak seseorang yang genius sekalipun akan
membutuhkan kemampuan soft skill ini. misalkan ada seseorang yang memiliki
kepakaran yang handal di bidang elektronika, maka untuk dia bisa bekerja di
bidangnya maka dia terlebih dahulu akan diuji dan diwawancarai oleh pemimpin
atau bagian HRD suatu perusahaan, di saat wawancara itu dia harus berhasil
mengkomunikasikan dengan baik apa yang dia tawarkan kepada perusahaan tempat
dia akan bekerja.di situlah awal kita tahu bahwa walaupun seseorang memiliki
kejeniusan terhadap suatu bidang tanpa didukung oleh kemampuan bernegosiasi
yang baik maka orang tersebut bisa menemui kesulitan ketika di suatu waktu dia
harus berinteraksi dengan orang lain.
A. Tujuan
Tujuannya sendiri untuk
mempelajari Hard Skill dan Soft Skill sebagai berikut:
1.
Memfokuskan atau
supaya seseorang lebih menguasai bidang yang mereka kuasai.
2.
Supaya seseorang
bisa menguasai suatau bidang, tetapi tidak hanya menguasai bidang tersebut
melainkan juga bagai mana seseorang tersebut mempromosikan kemampuannya.
BAB II
A. Perbedaan
Hard Skill dan Soft Skill
Soft skill adalah istilah
sosiologis yang mengacu pada sekelompok karakter kepribadian, rahmat sosial,
fasilitas dengan bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme bahwa
orang tanda untuk berbagai tingkat. Soft skill melengkapi hard skill, yang
merupakan persyaratan teknis pekerjaan.sementara untuk pengertian hard skill
atau sebagai orang menyebutnya hard competence sebagai berikut :
Kompetensi keras merujuk pada pekerjaan spesifik
kemampuan, dan relevansi akan tentang pengetahuan khusus yang berhubungan
dengan "up to date" sistem.
Dari pengertian antara soft
skill dan hard skill dapat kita menyimpulkan setiap profesi profesi dapat di
tuntut untuk memiliki hard skill yang khusus, tetapi soft skill bisa merupakan
kemampuan yang harus di miliki setiap profesi.
B. Keterkaitan
Soft Skill dan Hard Skill terhadap dunia kerja dan perkuliahan
Bukan hanya di lingkungan
akademis kita di tuntut untuk mengembangkan soft skill kita sebelum nantinya
kita siap untuk memasuki dunia nyata tapi pengasahan soft skill Juga di dalam
agama kita di suruh untuk mengasah keterampilan untuk menjadi seseorang yang
professional dan ahli di bidang yang di geluti.
Hadis di atas menegaskan kita untuk membangun sebuah
kemapuan baik itu Hardskill maupun Sofkill. Sukses meraih cita-cita dan karir
di masa depan tidak hanya ditentukan oleh hardskill, seperti tingginya nilai
indeks prestasi (IP), penguasaan teori serta terampil dalam mengoperasikan
peralatan laboratorium dan perangkat berteknologi tinggi. Ada banyak cerita
dari orang-orang yang tidak memiliki IP yang tinggi meraih sukses dalam
kehidupannya, karena mereka mengandalkan pertumbuhan softskill.
Istilah soft skill memang tergolong baru terdengar,
tetapi soft skill merupakan kemampuan-kemampuan dasar yang perlu ditumbuhkan
dalam diri anda, agar dapat memotivasi diri dari orang lain, bertanggung jawab,
membangun relasi, berkomunikasi, negosiasi, beradaptasi dengan lingkungan,
berekreasi, berinovasi dan berwirausaha, memimpin, membangun kerjasama,
mengelola sumber daya dan lain sebagainya.
C. Soft Skill
apa yang di butuhkan di dunia kerja
Di dalam persaingan seperti
sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme dan
manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan tuntutan. Terlebih di
dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan teknologi.
Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat
mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut disamping kecerdasan intelektual.
Berdasar hasil survey Nasional Assosiation of Colleges and Employers USA (2002)
terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi
(IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia kerja. Yang jauh lebih
penting adalah sotfskill antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran,
kerjasama, motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan
orientasi nilai pada kinerja yang efektif.
Kemampuan softskill diatas,
sebetulnya masuk dalam kecerdasan emosional yang menurut definisi adalah
Kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, Kemampuan memotivasi
diri, Kemampuan mengendalikan diri/ mengelola emosi pada diri sendiri dalam
hubungan dengan orang lain (Daniel Goleman). Ada lima kecedasan emosial yang
dibutuhkan didunia kerja sekarang ini, yaitu :
1.
Kesadaran
Emosional , yang meliputi kedewasaan emosi dalam pengambilan keputusan yang win-win solution.
2.
Pengelolaan
Emosional (pengedalian diri) yang meliputi kemampuan kepekaan, sabar dan tabah dalam menjalankan tugas.
3.
Motiovasi Diri,
yang meliputi kemampuan berpikir positif,
ulet dan pantang menyerah
4.
Empati pada
Sesama yang meliputi kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat, akrab dan
kekeluargaan
5.
Ketrampilan
Sosial , yang meliputi kemampuan bermusyawarah, bekerjasama, kepentingan
umum/tim)
Di sisi lain secara teori, di dalam dunia kerja, ada 3
(tiga) unsur utama yang harus dipenuhi agar seseorang dikatakan memiliki
kompetensi yang meliputi kompetensi
knowledge atau cognitive domain, skill atau psychomotor domain, serta attitude
atau affective domain.(Jayagopan Ramasamy, Malaysia 2006). Dalam teori tersebut
dikatakan bahwa kompetensi tersebut harus bisa diukur (measurable), dinilai,
ditunjukkan (demonstrable) dan diamati (observable) melalui perilaku pada saat
melaksanakan tugas. Sasaran akhir dari kompetensi adalah perilaku yang
diharapkan (desired behaviour) dan perlu ditunjukkan dalam melaksanakan tugas.
kompetensi yang berkaitan langsung dengan bidang kerja.
Selain itu menurut Spencer & specer ada 2 (dua)
kompetensi yang berkaitan dengan bidang kerja, yakni Generic competencies,
merujuk pada kompetensi yang perlu ada pada semua pegawai mengarah ke
softskills, sikap mental dalam bekerja dan Functional competencies, merujuk
pada kompetensi khusus yang diperlukan bagi suatu fungsi atau pekerjaan
tertentu mengarah ke hardskills dan kemampuan teknis. Sedangkan di lapangan,
kompetensi tersebut terbagi atas kebutuhan kemampuan Knowledge: diukur melalui
ujian penilaian yang dilaksanakan oleh pihak berwenang, Skill : diukur dengan
mengikutsertakan ke dalam
pelatihan-pelatihan tertentu dan Attitude: diukur secara lebih subjektif
melalui penilaian terhadap perilaku yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas.
Knowledge (melalui pendidikan), Skill (melalui pelatihan) dan Attitude yg harus
dimiliki oleh tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia kerja
dengan menggunakan konsep Link and Match.
Sedangkan ketrampilan softskill tenaga kerja, dalam
perkembangannya banyak disumbang oleh karakter pribadi yang berasal dari
didikan lingkungan keluarga (pola asuh), tradisi dan pengaruh lingkungan
sekolah (sosial).
Di beberapa perusahaan, ketrampilan softskill yang
dibutuhkan meliputi leadership, kreativitas, kominukasi, kejujuran dan
fleksibel. Memang dalam prakteknya ketrampilan softskill dapat dilatih dan
disiapkan, namun menurut pengalaman dari PT Charoen Pokphand Indonesia misalnya, perubahan-perubahan dalam
organisasi termasuk budaya organisasi juga dapat menyumbang terhadap
peningkatan softskill tenaga kerja. Pembinaan softskill yang baik, menurut
pengalaman PT. Charoen dengan komunikasi asertif, yaitu komunikasi yang
berdasar keterbukaan, jujur, tegas, langsung dan dengan cara yang sopan.
D. Soft Skill
secara rinci dapat di tulis sebagai berikut :
1. Intrapersonal
Skill :
·
Transformasi
karakter
·
Transformasi
keyakinan
·
Manajemen perubahan
·
Manajemen stres
·
Manajemen waktu
·
Proses berfikir
kreatif
·
Tujuan
pengaturan & tujuan hidup
·
Dipercepat
belajar teknik
·
Percaya Diri
·
Penilaian sifat,
diri & preferensi
·
Kesadaran
emosional
·
Kontrol diri
·
Kelayakan
·
Proaktif
2. Interpersonal
Skill :
·
Keterampilan
komunikasi
·
Keterampila
motivasi
·
Keterampilan
kepemimpinan
·
Keterampilan
self-marketing
·
Keterampilan
negosiasi
·
Keterampilan
presentasi
·
Keterampilan
berbicara di publik
·
Kesadaran
politik
·
Memanfaatkan
keragaman
·
Orientasi
pelayanan
·
Empati
·
Manajemen
konflik
·
Kerjasama tim
Dewasa ini kebanyakan perusahaan dalam perekrutan
pegawai mensyaratkan paduan antara hardskill dengan softskill. Perusahaan
menganggap bahwa percuma jika hardskill saja yang bagus namun softskillnya
tidak. Saat perekrutan karyawan, perusahaan cenderung memilih calon yang
memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya
sederhana, yaitu memberikan pelatihan keterampilan jauh lebih mudah daripada
pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul tren dalam strategi rekrutasi,
yaitu ”Recruit for Attitude, Train for Skill“. Pada perekrutan karyawan,
kemampuan teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi, dan dapat
diketahui pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan
ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh
psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes,
meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam
menempatkan ‘the right person in the right place’. Umumnya kelemahan di
softskill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang. Kemampuan ini bisa
diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Salah satu cara
mengubahnya melalui learning by doing. Selain itu, juga bisa diasah dan
ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar
manajemen. Namun, satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan
berinteraksi dan beraktivitas dengan orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar